Selasa, 02 September 2025

MATERI BUDIDAYA PKWU : KELAS XI

0

 A. Sistem Produksi Budi Daya (Peternakan, Perikanan, dan Pertanian) Berdasarkan Analisa Ekonomi dan TeknologI

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait (berinteraksi dan berhubungan) untuk menjalankan suatu proses dalam mencapai suatu tujuan atau arahan baku (yang berisi kumpulan elemen yang berinteraksi) yang disusun untuk membantu seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan tanpa kesalahan atau dengan kesalahan yang minimal untuk mencapai tujuan.

Sistem produksi adalah sekumpulan kegiatan untuk menciptakan nilai tambah suatu produk dengan mengubah input menjadi output baik berupa barang atau jasa. Tujuan dalam penetapan sistem produksi, yaitu menghasilkan produk (barang atau jasa) yang berkualitas dan dapat memuaskan ekspektasi pembeli (customer).

Untuk menghasilkan produk (barang atau jasa) yang berkualitas maka perlu adanya sistem produksi yang baik, yaitu sistem yang dapat mengelola 4M + 1 E (Man, Machine, Methode, Material + Environment).

    • Man (Manusia) Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, perlu adanya tenaga manusia sebagai penghasil produk (barang atau jasa).
    • Machine (Mesin dan Peralatan) Mesin dan peralatan juga menjadi faktor keberhasilan dari produk yang berkualitas.
    • Methode (Metode/Cara Kerja) Metode atau cara kerja yang baik (efektif dan efisien) juga merupakan faktor keberhasilan dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Perlu dipastikan semua proses produksi menggunakan metode atau cara kerja yang tepat.
    • Material (Material) Material yang berkualitas pastinya akan menghasilkan produk yang berkualitas. Oleh sebab itu, perlu adanya pengendalian terhadap material yang di-supply oleh pihak eksternal (supplier) untuk memastikan material yang digunakan merupakan material yang berkualitas.
    • Environment (Lingkungan Kerja) Lingkungan merupakan faktor utama dalam keberhasilan produksi khususnya terhadap produk yang berasal dari sumber daya alam.

Sistem Produksi Budi daya dapat ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan (analisa), diantaranya:

    • Analisa Ekonomi Sistem produksi budi daya dapat disusun melalui pertimbangan ekonomi, dimana dalam penyusunannya mempertimbangkan besarnya profit yang dihasilkan. Produk yang dibudidayakan biasanya yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan menggunakan sistem produksi budi daya yang sederhana agar dapat menekan biaya produksi.
    • Analisa Teknologi Sistem produksi budi daya dengan mengembangkan teknologi, biasanya dapat menghasilkan produk dengan produktifitas yang lebih baik serta lebih efektif dan efisien. Produk yang dibudidayakan biasanya dipertimbangkan dengan teknologi yang digunakan. Ketepatan dalam pemilihan produk dan teknologi yang digunakan dapat meningkatkan keberhasilan dalam budi daya. Penggunaan teknologi yang kurang tepat biasanya dapat berdampak pada kualitas produk bahkan dapat merusak lingkungan.
    • Analisa Ekologi (Lingkungan) Industri atau kegiatan yang menghasilkan produk biasanya berdampak pada keberlangsungan lingkungan hidup. Oleh sebab itu, dalam proses budi daya perlu adanya pertimbangan sistem produksi yang menghasilkan produk ramah lingkungan. Sistem produksi budi daya yang ramah lingkungan dapat dilakukan dengan meminimalkan limbah yang dihasilkan atau bahkan dapat memanfaatkan limbah yang dihasilkan menjadi produk samping.
    • Analisa Pemasaran Dalam penyusunan sistem produksi budi daya pastinya mempertimbangkan aspek pemasaran. Perlu adanya analisa terhadap produk yang dihasilkan agar dapat dipasarkan.

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam yang ada di Indonesia dapat dijadikan produk budi daya yang dapat meningkatkan kesejahteraan. Produk yang sering dibudidayakan biasanya produk peternakan, perikanan, dan pertanian, antara lain :

    • Potensi Budi Daya Ternak Unggas Potensi budi daya peternakan yang memiliki nilai ekonomis adalah ternak unggas. Komoditas unggas (lebih dari 90 persen adalah kontribusi dari ayam ras). Ayam ras menduduki komoditas pertama untuk konsumsi daging di Indonesia yakni sebesar 56 persen. Peluang pasar dalam negeri untuk pengembangan industri perunggasan masih cukup menjanjikan. Prospek pasar yang sangat baik ini didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim. Harganya pun relatif murah dengan akses yang mudah diperoleh. Kebutuhan masyarakat akan protein hewani terutama yang bersumber dari daging unggas sangat besar, berdasarkan data statistik peternakan, pada awal tahun 70an kontribusi daging unggas hanya sebesar 15%. Kemudian, pada tahun 2017 meningkat produksinya mencapai 2.147.210 ton atau 66,34%. Di tahun 2021 meningkat jauh diangka 3.426.042 ton berdasarkan Badan Pusat Statistik Tahun 2021. Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam komponen biaya input untuk tenaga kerja yang relatif lebih murah dibandingkan negara lain di ASEAN. Faktor yang masih menjadi kendala di lapangan adalah iklim usaha yang kurang kondusif. Selain itu, permasalahan keamanan, sistem perbankan, serta tata ruang yang masih belum jelas menjadi penghambat dalam pengembangan usaha peternakan unggas. Ketersediaan air yang kurang juga dapat menciptakan permasalahan yang rumit bagi peternak disamping permasalahan ekonomi dan biaya tinggi. Pengembangan budi daya unggas ke depan, harus mulai dipikirkan di daerah-daerah yang memiliki potensi ketersediaan pasokan bahan pakan yang cukup sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Dengan besarnya potensi budi daya unggas di Indonesia, perlu adanya sistem produksi budi daya peternakan untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas dengan mempertimbangkan analisa ekonomi.
    • Potensi Budi Daya Ikan Konsumsi Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh wilayah perairan. Indonesia terletak di Asia Tenggara dan diapit oleh Samudra Atlantik dan Samudra Hindia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh wilayah perairan. Dengan luasnya wilayah perairan, berpotensi untuk mengembangkan sistem produksi budi daya perikanan di Indonesia. Budi daya perikanan adalah kegiatan memproduksi biota (organisme) akuatik (air) untuk mendapatkan keuntungan. Produksi budi daya perikanan diperoleh melalui kegiatan pemeliharaan biota akuatik dalam wadah dan lingkungan terkontrol. Budi daya perikanan dapat dilakukan di perairan tawar, payau, ataupun laut. Salah satu potensi budi daya perikanan yang dapat dikembangkan di Indonesia, yaitu budi daya air tawar. Potensi luas areal budi daya air tawar saat ini tercatat 2.830.540 ha, termasuk potensi di perairan umum daratan (sungai dan danau), dengan tingkat pemanfaatan 302.130 ha (10,7%). Secara spesifik, khusus untuk perairan umum daratan (danau dan waduk), luas secara keseluruhan tercatat 518.240 ha. Bila diasumsikan 10% dari luasan tersebut dapat dimanfaatkan untuk perikanan budi daya, maka akan di dapat luasan potensial budi daya air tawar di waduk dan danau sebesar 51.824 ha. Luasan budi daya KJA di perairan umum saat ini tercatat 1.563 ha atau 3% (KKP, 2018). Usaha perikanan khususnya budi daya perikanan air tawar sekarang tidak lagi dijadikan usaha sampingan, tetapi banyak masyarakat menjadikan usaha ini sebagai usaha pokok. Usaha perikanan darat sebagai salah satu sumber penghasilan petani ikan memegang peranan penting dalam kegiatan ekspor. Ikan yang memiliki nilai ekonomis untuk dibudidayakan adalah ikan konsumsi. Banyak sekali ikan konsumsi khususnya ikan air tawar yang dapat dibudidayakan, diantaranya ikan lele, ikan nila, ikan patin, ikan mas, ikan gurami, dan lainnya. Ikan konsumsi air tawar banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena pemeliharaannya yang mudah dan tidak membutuhkan biaya produksi yang besar, sehingga dapat dikembangkan oleh masyarakat luas.
    • Potensi Budi Daya Tanaman Sayur Sektor pertanian di Indonesia memiliki peran strategis dalam perkembangan struktur perekonomian nasional. Selain sebagai penghasil pangan dan pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB), sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja terbesar terutama di pedesaan, sumber bahan baku industri, cadangan devisa, dan pendapatan masyarakat. Komoditas hortikultura, khususnya sayuran mempunyai beberapa peranan strategis, antara lain:
      • sumber bahan makanan bergizi bagi masyarakat yang kaya akan vitamin dan mineral,
      • sumber pendapatan dan kesempatan kerja, serta kesempatan berusaha,
      • bahan baku agroindustri, sebagai komoditas potensial ekspor yang merupakan sumber devisa negara,
      • pasar bagi sektor non pertanian, khususnya industri hulu. Saat ini, angka produksi tanaman sayuran sudah mengalami peningkatan tetapi belum memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran masyarakat di Indonesia. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2019 konsumsi sayur masyarakat Indonesia sebesar 209,89 gram per kapita/hari. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia, maka fakta ini mengindikasikan bahwa pangsa pasar domestik untuk komoditi sayuran di Indonesia masih terbuka lebar. Tanaman sayur yang sering dikonsumsi dan digemari oleh masyarakat, diantaranya sayur bayam, kangkung, sawi (caisin), selada, dan lainnya. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2019, jika dilihat dari komoditas sayuran yang dikonsumsi, kangkung merupakan komoditas sayuran yang paling banyak dikonsumsi pada level nasional, yaitu sebesar 10,46 gram per kapita/hari. Kemudian, bayam dan terong merupakan komoditas sayuran kedua dan ketiga terbanyak dikonsumsi, yaitu masing-masing sebesar 9,26 gram dan 7,76 gram per kapita/hari. Oleh sebab itu, sayur kangkung banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena dapat hidup di berbagai media tanam. Pemeliharaannya pun cukup mudah sehingga tidak membutuhkan biaya produksi yang besar.

Sistem produksi budi daya dapat disusun melalui pertimbangan ekonomi, yang dalam penyusunannya mempertimbangkan besarnya profit yang dihasilkan dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Produk yang dibudidayakan biasanya yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan menggunakan sistem produksi budi daya yang sederhana agar dapat menekan biaya produksi.

    • Sistem Budi Daya Ternak Unggas Potensi budi daya peternakan yang memiliki nilai ekonomis adalah ternak unggas. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas maka perlu adanya pengembangan sistem produksi budi daya. Salah satu budi daya ternak unggas yang dapat dikembangkan di berbagai daerah berdasarkan analisa ekonomi (biaya produksi yang murah), yaitu budi daya ayam lokal atau sering disebut ayam kampung dengan metode konvensional (diumbar). Ayam kampung sudah dibudidayakan sejak lama oleh masyarakat Indonesia terutama yang tinggal di pedesaan dan di daerah-daerah pinggiran kota (sub urban). Pemeliharaan pada umumnya secara diumbar di halaman. Sebagian kecil masyarakat mengusahakannya secara semi intensif. Keuntungan sistem produksi budi daya dengan diumbar, yaitu biaya lahan lebih rendah, menghemat biaya pakan. Namun, terdapat kelemahan dengan sistem budi daya diumbar, yaitu kurang baik untuk pemeliharaan ayam petelur dan berpotensi terkena serangan penyakit. Sistem pemeliharaan dengan diumbar merupakan sistem yang sangat sederhana tanpa terlalu banyak pasokan (input) produksi terutama pakan, karena ayam dapat memperoleh sendiri pakannya dari lahan umbarannya. Kelemahan dari sistem ini adalah keamanan dari predator dan penyakit disebabkan terjadinya kontak dengan berbagai macam ayam yang ada diumbar. Sistem ini merupakan sistem yang diadopsi oleh kebanyakan masyarakat di pedesaan, bahkan di sekitar pinggiran kota masih dapat kita temukan masyarakat memelihara ayam Kampung dengan sistem ini. Sistem ini menguntungkan, apabila tidak terjadi serangan penyakit. Untuk jumlah pemilikan yang terbatas pemeliharaan ayam secara diumbar dapat menjadi usaha keluarga.
    • Sistem Budi Daya Ikan Konsumsi Ikan yang memiliki nilai ekonomis untuk dibudidayakan adalah ikan konsumsi. Ikan konsumsi air tawar banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena pemeliharaannya yang mudah dan tidak membutuhkan biaya produksi yang besar. Salah satu ikan yang biasa dibudidayakan adalah ikan lele. Ikan lele dibudidayakan karena memiliki tingkat toleransi yang tinggi dan mudah beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Ikan lele dapat hidup di berbagai media, bisa di kolam konvensional, kolam beton, dan kolam terpal. Hal tersebut karena ikan lele memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Ikan lele memiliki potensi peluang usaha yang tinggi karena tidak memerlukan biaya produksi yang tinggi. Walaupun ikan lele memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap media hidupnya namun tetap dibutuhkan sistem produksi budi daya yang baik. Perlu adanya pengendalian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya.
    • Sistem Budi Daya Tanaman Sayur Tanaman sayur yang sering dikonsumsi dan digemari oleh masyarakat, diantaranya sayur bayam, kangkung, sawi (caisin), selada dan lainnya. Sayur kangkung banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena dapat hidup di berbagai media tanam. Pemeliharaannya pun mudah sehingga tidak membutuhkan biaya produksi yang besar. Tanaman sayur yang paling mudah dipelihara dan dapat hidup di berbagai media tanam adalah sayur kangkung. Kangkung (Ipomoea aquatica forsk) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) kangkung air, hidup di tempat yang berair dan basah. Walaupun sayur kangkung dapat hidup di berbagai media tanam. Kakung tetap membutuhkan sistem produksi budi daya yang baik dan pengendalian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan budi dayanya.

 

B. Mengembangkan Sistem Produksi Budi Daya (Peternakan, Perikanan, dan Pertanian) Dalam Bentuk Proposal Usaha Berdasarkan Analisa Ekonomi dan Teknologi.

Peluang usaha adalah dasar hasil dari pemikiran seorang wirausahawan dalam memecahkan masalah menjadi sebuah peluang yang diawali dari sebuah ide yang dikembangkan menjadi sebuah usaha/bisnis.

Analisa ekonomi adalah bagaimana menentukan dampak keberadaan proyek bisnis (kegiatan atau usaha) dengan mempertimbangkan biaya produksi. Harapannya dengan berjalannya usaha dapat merubah pendapatan masyarakat sekitar bukannya malah menurunkan pendapatan masyarakat (pelaku usaha).

Proposal Usaha Proposal usaha adalah uraian target dan tujuan yang dibuat secara rinci berdasarkan kondisi nyata di lapangan untuk menarik investor yang berisikan informasi mengenai hal-hal berikut:

    • latar belakang usaha (potensi usaha),
    • kegiatan yang direncanakan,
    • sumberdaya yang dibutuhkan (sumber daya manusia, infrastruktur, dan finansial),
    • time line (waktu pelaksanaan).

Tujuan Pembuatan Proposal Usaha

    • Menarik investor untuk bekerja sama dalam pengembangan usaha.
    • Sebagai bahan penilaian investor untuk kelayakan usaha.
    • Dokumen untuk mencapai target usaha.
    • Memastikan sumber dana yang dibutuhkan.

Jenis Proposal Usaha

    • Proposal Usaha Resmi (Formal) Jenis proposal ini biasanya digunakan untuk mempermudah proses kerja di antara kedua belah pihak. Pada umumnya, proposal formal digunakan untuk memberikan respon kembali ke sebuah perusahaan mengenai kerja sama. Dengan bentuk kerja sama yang resmi, maka sebagai pendukung, proposal pun harus dibuat dengan formal dan resmi juga. Dalam bisnis, proposal formal juga biasanya dibuat untuk memperkenalkan sebuah usaha baru yang ingin bekerja sama dengan pihak luar.
    • Proposal Usaha Informal Biasanya, proposal seperti ini digunakan untuk memperluas jaringan bisnis dan untuk menambah pelanggan. Proposal usaha informal bisa dibuat jika tidak ada permintaan resmi dari pihak pembeli atau partner usaha.
    • Unsolicited Jenis proposal usaha ini memiliki persamaan dengan brosur pemasaran. Biasanya, jenis proposal unsolicited tidak menentukan target pasar atau pihak tertentu dan bersifat umum. Hal ini dikarenakan pihak yang membuat proposal usaha ini belum mengetahui pasti mengenai siapa saja pihak-pihak yang akan menerimanya.

Rancangan Proposal Usaha Budi Daya (Perikanan, Pertanian, dan Peternakan) Dalam membuat proposal usaha perlu dipertimbangkan berbagai analisa yang nantinya menjadi fokus utama dalam melihat peluang usaha yang akan dijalankan. Pertimbangan penyusunan proposal usaha dapat dilakukan berdasarkan analisa ekonomi, teknologi, ekologi, dan pemasaran

Rancangan Proposal Usaha Budi Daya (Perikanan, Pertanian, dan Peternakan) berdasarkan Analisa Ekonomi dan Teknologi Dalam membuat proposal usaha perlu dipertimbangkan berbagai analisa yang nantinya menjadi fokus utama contohnya analisa ekonomi dan teknologi. Untuk membuat proposal dengan pertimbangan analisa ekonomi dan teknologi perlu menonjolkan keuntungan dari biaya produksi yang murah dan perkembangan teknologi.

    • Proposal Usaha Budi Daya Berdasarkan Analisa Ekonomi Berikut merupakan contoh proposal usaha budi daya peternakan, perikanan, dan pertanian berdasakan analisa ekonomi, yaitu Proposal Usaha Budi Ayam Kampung dengan metode umbar.
    • Proposal Usaha Budi Daya Berdasarkan Analisa Teknologi Berikut merupakan contoh proposal usaha budi daya peternakan, perikanan, dan pertanian menggunakan teknologi, yaitu Proposal Usaha Budi Daya Ikan Lele dan Tanaman Kangkung Dalam Ember (Budikdamber)

 

C. Kegiatan Budi Daya dan Pengemasan Hasil Budi Daya (Pertanian, Perikanan, dan Peternakan) Berdasarkan Analisa Ekonomi

  • Budi Daya Ternak Unggas (Pembesaran Ayam Kampung dengan Diumbar) Sistem produksi budi daya ternak unggas berdasarkan analisa ekonomi yang mudah dan murah untuk diterapkan adalah budi daya pembesaran ayam kampung dengan metode diumbar. Ayam kampung merupakan ayam asli, yang sudah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia. Masyarakat pedesaan memeliharanya sebagai sumber pangan keluarga akan telur, daging, dan sebagai tabungan yang sewaktu waktu dapat diuangkan Sistem pemeliharaan dengan diumbar merupakan sistem yang sangat sederhana tanpa terlalu banyak pasokan (input) produksi terutama pakan, karena ayam dapat memperoleh sendiri pakannya dari lahan umbarannya. Sistem ini merupakan sistem yang diadopsi oleh kebanyakan masyarakat di pedesaan, bahkan di sekitar pinggiran kota (suburban) masih dapat kita temukan masyarakat memelihara ayam kampung dengan sistem ini. Sistem ini cukup menguntungkan, apabila tidak terjadi serangan penyakit. Untuk jumlah pemilikan yang terbatas pemeliharaan ayam secara diumbar ini merupakan usaha keluarga yang dapat dikembangkan. Beberapa hal yang mungkin harus diperhatikan dalam memulai usaha kegiatan budi daya ayam kampung dengan sistem diumbar, yaitu:
    • Man Power (Tenaga Kerja) Sistem produksi budi daya ayam kampung dengan metode diumbar tidak memerlukan tenaga kerja khusus untuk menjaga dan memelihara ayam kampung. Namun, tetap perlu adanya pegawasan terhadap serangan predator dan penyakit. Pembudi daya juga harus memastikan ayam kampung yang diumbar akan kembali ke kandang setelah seharian mencari makan diumbaran.
    • Machine (Mesin & Peralatan) Dalam pemeliharaan ayam kampung dengan metode diumbar tidak diperlukan mesin atau peralatan khusus. Namun, untuk ayam-ayam yang diumbar, sebaiknya tetap disediakan kandang tempat berteduh dari terik Matahari, guyuran air hujan, dan bermalam. Ukuran kandang tergantung jumlah ayam dan luasan lahan tersedia. Kandang tersebut terbuat dari dinding bambu dengan atap rumbia, genteng atau seng, kemudian, diberi pintu yang dapat dikunci. Berdasarkan tingkatan umur dan jumlah pengaturan pengandangan dapat dilakukan seperti berikut:
      • Untuk ayam pada periode starter (0 – 6 minggu) dapat ditempatkan sebanyak 30 ekor pada kandang dengan luas 100 cm x 100 cm x 40 cm.
      • Kemudian, setelah ayam masuk pada periode grower (anak ayam 6 – 12 minggu) dapat ditempatkan sebanyak 15 ekor pada kandang dengan ukuran 100 cm x 100 cm x 60 cm.
      • Setelah ayam masuk pada periode developer dan layer (ayam mudah dan siap panen) dapat dianjurkan di tempatkan pada kandang dengan model postal (liter) sebanyak 7 – 8 ekor dengan ukuran kandang 1 m3. 3) Material (Bahan) Sistem budi daya umbaran sebenarnya tidak membutuhkan material (bahan) khusus yang perlu dipersiakan.

Ayam-ayam yang diumbar biasanya tidak pernah diberi pakan khusus karena diharapkan pakan diperoleh dari sekitar lahan umbaran. Namun, apabila ada modal, pemberian pakan sederhana di pagi hari sangat baik. Sistem produksi budi daya ayam kampung membutuhkan material utama, yaitu:

    • bibit ayam kampung (yang akan dipelihara),
    • vaksin untuk mencegah serangan penyakit,
    • pakan tambahan termasuk air minum. Adapun pakan tambahan yang biasa diberikan hanyalah sisa-sisa dapur dan kalau ada diberi seduhan dedak padi halus bercampur menir. Air minum untuk sistem pemeliharaan umbaran ptidak pernah disediakan, karena ayam-ayam dapat mencari sendiri sesuai dengan kebutuhan. Penyediaan air tawar bersih di sekitar kandang sangat dianjurkan terutama pada cuaca terik. Air minum tawar yang perlu disediakan pada suhu lingkungan 200C, yaitu 200 ml dan 400 ml pada suhu lingkungan 32 0

Dalam sistem budi daya produksi ayam kampung, material yang paling utama yang harus disiapkan adalah bibit ayam kampung yang akan dipelihara untuk dibesarkan. Bibit ayam yang baik dapat membeli dari tetangga yang juga melakukan budi daya ayam kampung (jika ada), agar sudah terbiasa dengan lingkungan di halaman sekitar. Namun, apabila tidak tersedia dan diperoleh dari lokasi yang jauh, misalnya pasar maka diperlukan beberapa penanganan persiapan sebelum dilepas. Penanganan ini sangat dianjurkan selain untuk memperkuat ketahanan tubuh ayam, juga untuk mencegah penularan penyakit terhadap lingkungan baru agar bibit dapat beradaptasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit, diantaranya:

    • sehat dan tidak mempunyai cacat fisik,
    • pergerakan lincah dan gesit,
    • penampilan tegap, mata bening, bulu halus, mengkilap,
    • kaki serta kuku bersih.

Methode (Langkah Kerja Budi Daya) Metoda pemeliharaan ayam kampung dengan diumbar relatif mudah. Berikut merupakan langkah-langkah dalam budi daya ayam kampung dengan metode umbaran, yaitu:

    • Siapkan bibit ayam kampung yang akan di budi daya untuk dibesarkan. Sebelum ayam dilepas (diubar) maka perlu dilakukan penandaan untuk memudahkan pengenalan atau setidaknya dikenali dari ciri-ciri tampilannya.
    • Selanjutnya, siapkan kandang sesuai dengan proposal usaha yang direncanakan. Meskipun dengan sistem umbaran, namun untuk perlindungan terhadap cuaca dingin, hujan, atau terik matahari perlu dilakukan untuk mempertahankan daya tahan tubuh ayam, sehingga tidak mudah sakit atau mati.
    • Jika semua sudah disiapkan, ayam kampung dapat diumbar setiap paginya, kemudian, pastikan pada malam hari ayam dimasukkan ke dalam kandang dan pada pagi harinya bisa dilepas kembali.
    • Pastikan ayam kampung yang diumbar sudah di vaksin terhadap penyakit tetelo (ND = Newcastle Desease) yang sebaiknya dilakukan teratur.
    • Saat diumbar, perlu adanya pengamatan pada ayam-ayam terutama apabila ada ayam-ayam yang sakit atau kurang sehat, dan harus dipelihara khusus terpisah dari ayam-ayam sehat.
    • Pengamatan juga dilakukan untuk memeriksa perkembangan tubuh ayam yang dibesarkan.
    • Dalam rangka mempertahankan mutu, ayam-ayam yang dipilih pastikan ayam yang akan dipanen memiliki bobot tubuh sesuai dengan ayam konsumsi (jangan terlalu mudah dan terlalu tua), karena akan berpengaruh terhadap rasa dari ayam yang akan diolah untuk dikonsumsi.

Environment (Lingkungan/Tempat Hidup) Lingkungan yang baik untuk sistem budi daya ayam kampung dengan metode umbar, yaitu dengan tersedianya pakan (biji-bijian seralia, rumput, serangga, cacing, kodok kecil dan sebagainya) sepanjang hari. Kondisi lahan umbaran dengan hampir seluruh permukaan tanah tertutup tumbuh-tumbuhan seluas 1 hektar diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan untuk sebanyak 1000 ekor ayam dewasa atau diperkirakan setiap ekor ayam dewasa memerlukan lahan umbaran 10 m2. Meskipun dalam pengelolaannya, pemberian pakan tambahan dan/ atau pengurangan populasi perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesehatan dan produktifitas ayam. Kondisi pemukiman mungkin lebih banyak menentukan keberhasilan pemeliharaan sistem diumbar ini. Kondisi pemukiman yang padat tentu saja sangat sulit untuk memelihara ayam kampung dengan sistem diumbar ini.

  • Budi Daya Ikan Konsumsi (Pembesaran Ikan Lele dengan Kolam Tanah) Sistem produksi budi daya ikan konsumsi berdasarkan analisa ekonomi yang mudah dan murah untuk diterapkan adalah budi daya pembesaran ikan lele dengan kolam tanah. Ikan lele adalah ikan yang paling mudah untuk dibudidayakan karena mampu beradaptasi cepat dengan lingkungan air dan tahan terhadap penyakit serta pertumbuhannya yang tergolong cepat. Ikan ini dapat dibudidayakan di banyak tempat seperti kolam tanah, kolam terpal, dan kolam semen. Ikan lele terkenal dengan daya tahan tubuhnya yang kuat, ikan ini dapat bertahan di tempat yang ekstrem khususnya air yang keruh. Oleh sebab itu, ikan lele cocok untuk sistem budi daya berdasarkan analisa ekonomi artinya tidak membutuhkan penanganan (treatment) khusus. Sistem pemeliharaan (pembesaran) ikan lele dengan kolam tanah merupakan sistem yang sangat sederhana dan tidak membutuhkan modal yang besar. Namun, perlu diperhatikan beberapa hal dalam memulai usaha dalam kegiatan budi daya Ikan lele dengan kolam tanah, diantaranya:
    • Man Power (Tenaga Kerja) Sistem produksi budi daya ikan lele dengan kolam tanah tidak memerlukan tenaga kerja khusus untuk menjaga dan memelihara ikan lele. Namun, tetap perlu adanya pegawasan terhadap sifat kanibal dari ikan lele (memakan ikan lainnya) jika kekurangan pasokan makanan. Pembudi daya juga harus memastikan ikan lele yang dipelihara harus mendapatkan makanan (pakan) yang cukup sehingga ikan lele tidak memakan ikan lainnya.
    • Machine (Mesin dan Peralatan) Dalam pemeliharaan ikan lele di kolam tanah tidak diperlukan mesin atau peralatan khusus. Peralatan yang dimungkinkan untuk digunakan biasanya pada saat panen, yaitu jaring atau serokan untuk melakukan pemanenan. Kemudian, cangkul juga biasanya digunakan membersihkan lahan pasca panen.
    • Material (Bahan) Sistem budi daya ikan lele dengan kolam tanah tidak membutuhkan material (bahan) khusus yang perlu dipersiakan. Namun, dalam sistem produksi budi daya pastinya dibutuhkan material utama, yaitu:
      • Bibit ikan lele yang akan dipelihara. Bibit ikan lele yang akan ditebar harus benar-benar sehat. Ciri-ciri bibit yang sehat, yaitu:
        • gerakannya lincah dan tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya,
        • bebas dari penyakit,
        • gerakan renangnya normal.
      • Pakan lele (pakan utama dan tambahan). Pakan merupakan komponen dengan biaya terbesar dalam budi daya ikan lele. Ikan lele termasuk dalam jenis ikan karnivora oleh sebab itu, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15 20%), vitamin, dan mineral.
    • Methode (Langkah Kerja Budi Daya) Metoda pemeliharaan ikan lele di kolam tanah relatif mudah. Berikut merupakan langkah-langkah dalam budi daya ikan lele.
      • Persiapan lahan Persiapan lahan perlu dilakukan untuk meningkatkan daya dukung kolam sehingga ikan yang dibudidayakan memiliki tingkat mortalitas rendah dan pertumbuhan ikan dapat cepat sehingga dapat panen lebih cepat. Persiapan kolam dilakukan sebelum penebaran bibit di kolam. Berikut merupakan tahapan persiapan lahan, diantaranya:
        • membersihkan lumpur dan sampah,
        • melakukan pengapuran agar pH air normal dan sesuai dengan tempat hidup ikan yang dibudidayakan,
        • melakukan pemupukan untuk menyuburkan air agar pakan alami seperti fitoplankton dapat tumbuh sebagai pakan tambahan ikan yang dibudidayakan,
        • mengendalikan gulma air yang dapat mengganggu kehidupan ikan yang dibudi dayakan.
      • Persiapan bibit Siapkan bibit ikan yang akan dibudidayakan. Ukuran benih untuk budi daya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kanibal (saling memakan) jika ukuran berbeda-beda.
      • Adaptasi saat penebaran benih Sebelum dimasukan (dipindahkan) ke kolam pembesaran, pastikan bibit ikan lele yang baru didapatkan (dibeli atau dari kolam pembenihan) melakukan adaptasi terlebih dahulu dengan cara memasukan ikan lele besamaan dengan wadah penyimpanan bibit lele. Kemudian, baru dilepaskan perlahan ke dalam kolam. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi atau bahkan mencegah stres pada ikan
      • Menentukan kapasitas kolam Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budi daya ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya: • minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, • maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.
      • Pemberian pakan Ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian, setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari, Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Tujuan pengamatan dan pengambilan sampling pada pertumbuhan ikan lele, yaitu:
      • pengamatan juga dilakukan untuk memeriksa perkembangan tumbuh ikan Lele yang dibesarkan dandalam rangka mempertahankan mutu, ikan lele yang dipilih pastikan ikan lele yang dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm.
    • Environment (Lingkungan/Tempat Hidup) Hal penting yang perlu diperhatikan dalam budi daya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga. Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah, kemudian, isi lagi dengan air baru. Air sebagai tempat hidup (lingkungan) ikan lele pastinya terdapat hama dan penyakit. Hama yang paling umum dalam budi daya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air, dan burung. Selanjutnya, penyakit pada budi daya ikan lele biasanya protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi dapat dilakukan dengan cara:
      • menjaga kualitas air,
      • mengontrol kelebihan pakan,menjaga kebersihan kolam
      • mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28o
  • Budi Daya Tanaman Sayur (Pembesaran Sayur Kangkung dengan Polybag) Sistem produksi budi daya tanaman sayur berdasarkan analisa ekonomi yang mudah dan murah dapat diterapkan pada budi daya pembesaran sayur kangkung dengan polybag. Kangkung adalah jenis sayuran hijau yang dapat tumbuh dengan mudah di mana saja. Tanaman kangkung dapat dibudidayakan di banyak tempat seperti ditanam di dalam pot atau polybag yang bisa menjadi alternatif jika tidak memiliki lahan yang luas. Sistem pemeliharaan tanaman kangkung dengan polybag merupakan sistem yang sangat sederhana dan tidak membutuhkan modal yang besar. Namun, perlu diperhatikan beberapa hal dalam memulai usaha dalam kegiatan budi daya tanaman kangkung dengan polybag diantaranya:
    • Man Power (Tenaga Kerja) Sistem produksi budi daya tanaman kangkung dengan polybag tidak memerlukan tenaga kerja khusus bahkan ibu rumah tangga di rumah dapat melakukan budi daya tanaman kangkung dengan media polybag
    • Machine (Mesin dan Peralatan) Dalam pemeliharaan tanaman kangkung dengan media polybag juga tidak diperlukan mesin atau peralatan khusus. Peralatan yang dimungkinkan untuk digunakan biasanya pada saat persiapan media tanam, yaitu berupa cangkul atau sekop.
    • Material (Bahan) Sistem budi daya tanaman kangkung dengan media polybag tidak membutuhkan material (bahan) khusus. Namun, dalam sistem produksi budi daya pastinya dibutuhkan material utama, yaitu:
      • Bibit kangkung (yang akan dipelihara). Pastikan bibit yang ditanam memiliki kualitas yang baik. Untuk mengetahui kualitas bibit yang baik secara sederhana dapat dilakukan menggunakan wadah berisi air, yaitu dengan cara memasukan bibit tersebut ke dalam wadah yang terisi oleh air. Bibit (biji) yang direndam dalam air, jika kualitasnya memang bagus maka akan tenggelam sedangkan bibit dengan kualitas yang tidak bagus akan mengambang di dalam air Pastikan juga memilih bibit kangkung dengan bentuk fisik bibit yang sempurna. Hal ini bisa dilihat dari kualitas fisiknya yang tidak ada bekas gigitan serangga, bopeng, ataupun terkena hama pemakan biji.
      • Tanah sebagai media tanam. Tanah sebagai media hidup tanaman pastinya harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
      • Polybag sebagai media tanam. Polybag digunakan sebagai wadah dari media tanam.
      • Pupuk sebagai nutrient. Pupuk (kompos) merupakan makanan (nutrisi) yang dibutuhkan oleh tanaman untuk berkembang (tumbuh). Oleh sebab itu, untuk keberhasilan budi daya maka perlu dipastikan ketersediaan dari unsur hara (nutrient) sebagai makanan dari tanaman.
    • Methode (Langkah Kerja Budi Daya) Metoda pemeliharaan tanaman kangkung dengan polybag relatif mudah. Berikut merupakan langkah-langkah dalam budi daya tanaman kangkung dengan media tanam polybag:
      • Persiapan bibit kangkung (penyemaian) Sebelum menanam kangkung di polybag, perlu dipersiapkan media yang akan digunakan untuk perkembangan kangkung mulai dari biji sampai muncul semai. Media tanam yang perlu disiapkan, yaitu dengan menyiapkan tanah yang digemburkan dan dicampur dengan pupuk kompos, lalu diamkan selama semalam. Setelah siap, maka bibit dapat disebarkan di media tanam, selanjutnya, dilakukan penyiraman dua kali sehari. Biasanya, kangkung sudah mulai tumbuh dalam waktu 5 sampai 7 hari.
      • Persiapan polybag (media tanam) Tahap selanjutnya, yaitu mempersiapkan polybag. Lubangi terlebih dahulu bagian dasar polybag karena itu berguna sebagai resapan air. Setelah itu, masukkan media tanamnya. Perbandingan tanah dan kompos, yaitu 2:1. Diamkan selama sehari atau dua hari, selanjutnya, bibit kangkung baru dapat ditanam.
      • Penanaman kangkong
        • Setelah media siap, maka saatnya proses penanaman bibit kangkung yang sudah disemaikan.
        • Jika tidak melakukan penyemaian maka bibit (berupa biji) dapat langsung dimasukan ke dalam polybag. Tetapi, jika melakukan tahap penyemaian, maka bibit di media penyemaian dipindahkan ke polybag.
        • Ketika melakukan pemindahan, lakukan dengan hati hati, jangan sampai akarnya rusak. Jika akar mengalami kerusakan, dapat mengganggu pertumbuhan.
        • Setiap polybag hanya boleh diisi oleh 3 buah lubang saja dengan kedalaman 11 sampai 14 cm.
        • Masukan dua bibit kangkung ke setiap lubangnya, kemudian, lubang ditutup dengan tanah.
        • Jangan terlalu menekan tanah karena akan membuat bibit kangkung menjadi mudah patah.
      • Perawatan Tanaman Kangkung Merawat tanaman kangkung tidaklah sulit. Tanaman ini sangat mudah tumbuh dan tidak gampang terserang penyakit. Proses perawatan tanaman kangkung dilakukan dengan cara:
        • Lakukan penyiraman dua kali sehari, pada pagi hari dan siang hari jika musim kemarau. Jika sedang musim hujan, maka kurangi penyiraman karena akan merusak tanaman kangkung.
        • Bersihkan rumput atau gulma yang tumbuh di sekitar kangkung.Lakukan pemberian pupuk secara berkala, sebaiknya gunakanlah pupuk organik, supaya hasilnya lebih sehat.
      • Pemanenan Tanaman Kangkung Tanaman kangkung dapat dipanen setelah berumur di atas 25 hari. Cara memanennya, yaitu dengan mencabut langsung sampai ke akarnya atau dipotong bagian batangnya agar bisa dilakukan dua kali panen
    • Environment (Lingkungan/Tempat Hidup) Hal penting yang perlu diperhatikan dalam budi daya tanaman kangkung adalah pengelolaan pH tanah dan kanduang nutrient (NPK). Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertubuhan kangkung adalah hama (gulma). Oleh sebab itu, untuk menjaga lingkungan hidup tanaman kangkung dapat dilakukan pembersihan gulma secara berkala.

Pengemasan Produk Budi Daya (Perikanan, Pertanian, dan Peternakan) Bernilai Ekonomis Berdasarkan Analisa ekonomi Pengemasan dapat diartikan sebagai usaha perlindungan terhadap produk dari segala macam kerusakan dengan menggunakan wadah, sehingga pengemasan bertujuan untuk melindungi atau mengawetkan produk agar sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik. Kegiatan yang meliputi pemasukan dan pengaturan unit ke beberapa unit dalam suatu wadah untuk keperluan transportasi disebut pengepakan. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan berbagai sifat antara lain:

  • frekuensi pemakaian (renewable),
  • sifat kekakuan bahan kemas,tingkat kesiapan pakai,
  • sifat perlindungan terhadap lingkungan (eco friendly). Pengemasan produk budi daya (peternakan, perikanan, dan pertanian) dapat dianalisa berdasarkan analisa ekononi, teknologi, ekologi, dan pemasaran. Pengemasan produk budi daya berdasarkan analisa ekonomi mempertimbangkan frekuensi pemakaian (renewable), harga bahan yang murah, dan mudah didapat.

Beberapa contoh pengemasan produk budi daya peternakan, perikanan, dan pertanian berdasrakan analisa ekonomi, diantaranya:

  • Pengemasan Produk Ternak Unggas (Ayam Kampung dengan Meet Packing tray (Pengemasan dengan Baki) Produk hasil ternak mudah sekali mengalami kerusakan oleh faktor lingkungan dan sifat alamiah produk. Oleh karena itu, memerlukan penanganan yang baik setelah pasca panen. Pengemasan daging segar terutama produk ternak (ayam) dilakukan untuk mencegah dehidrasi dan mencegah masuknya bau dan rasa asing dari luar kemasan. Pengemasan juga berguna agar oksigen tidak masuk berlebihan ke dalam kemasan sehingga warna cerah dapat dipertahankan selama penjualan. Jika oksigen masuk secara berlebihan ke dalam kemasan dapat menyebabkan ketengikan pada lemak yang ada di daging. Cara pengemasan produk ternak (daging ayam) berdasarkan analisa ekonomi yang tidak membutuhkan biaya besar, yaitu dengan metode meet packing tray (pengemasan dengan baki). Baki atau nampan yang digunakan kebanyakan terbuat dan molded pulp (kertas cetak) atau karton tebal. Metode ini mudah menyerap air, murah, dan kaku. Namun, mudah menjadi lemas bila terlalu banyak menyerap air dan bila dibekukan menyebabkan daging melekat pada nampan dan tidak tembus pandang. Ada juga baki (nampan) yang terbuat dari busa polystyrene yang berwarna putih dan nampak bersih lebih menarik namun tidak dapat menyerap air, karena itu perlu ditambahkan blotter. Sekarang sudah banyak digunakan baki (nampan) yang transparan. Sehingga tampilan produk ternak (daging ayam) menjadi lebih menarik Berikut tata cara pengemasan menggunakan meet packing tray: Siapakan produk hasil ternak unggas (ayam kampung) yang akan dikemas.
    • Pastikan ayam kampung yang akan dikemas di potong terlebih dahulu dan dipastikan tidak berbulu (bulu sudah dicabut).
    • selanjutnya, siapkan kemasan baki/nampan dapat berupa karton ataupun polystyrene tray.Pastikan ayam kampung yang akan dikemas kering (tidak mengandung kadar air yang tinggi) untuk mencegah pembusuka.Sediakan blotter (busa/kain) untuk dijadikan alas yang berfungsi menyerap kadar air
    • Letakkan ayam dibaki/nampan yang sudah dialasi blotter.
    • Tutup ayam dengan plastik wrapping untuk menghindari produk dari udara yang berlebih dan kuman atau bakteri dari luar.
    • Tuliskan masa simpan (kadaluarsa) dikemasan untuk memastikan produk memiliki kualitas yang baik.
  • Pengemasan Produk Ikan Konsumsi Produk hasil perikanan dapat dikemas dengan 2 cara, yaitu dalam kondisi mati atau dalam kondisi hidup. Masing-masing metode pengemasan memiliki kelebihan dan kekuarangan masing-masing. Metode pengemasan dengan kondisi mati biasanya tidak membutuhkan perlakuan khusus sama halnya dengan pengemasan ternak, yaitu dapat menggunakan meet packing tray (pengemasan dengan baki). Metode ini tidak membutuhkan biaya besar (ekonomis). Namun, pengemasan dalam kondisi mati dapat berpengaruh terhadap kualitas dan kesegaran dari ikan karena ikan memiliki masa rigomortis, yaitu kondisi daging ikan akan mengalami pengkakuan (otot daging kaku) sehingga ikan jadi tidak terlihat segar. Tata cara pengemasan menggunakan meet packing tray sama dengan pengemasan ayam kampung seperti yang sudah disampaikan di materi sebelumnya. Selanjutnya, untuk metode pengemasan dengan kondisi hidup dapat menggunakan plastik yang diberi oksigen. Keuntungan dengan metode ini, yaitu ikan akan terlihat segar (fresh). Namun, metode pengemasan dalam kondisi hidup pastinya membutuhkan biaya untuk kemasan dan oksigen. Berikut tata cara pengemasan ikan dalam kondisi hidup:
    • Siapkan kantong plastik polietilen sesuai ukuran ikan yang akan dikemas.Kantong plastik diisi dengan air bersih dan ikan yang akan dikemas. Kemudian, masukkan oksigen dari tabung ke dalam plastik sampai volume udara 1/3–1/4 bagian.
    • Setelah pengisian oksigen, tutup plastik dengan diikat secara rapat menggunakan karet gelang.
    • Plastik berisi ikan yang sudah siap, kemudian, dimasukkan dalam sterofoam sehingga tidak mudah pecah dan mudah diangkut.
  • Pengemasan Produk Tanaman Sayur Kangkung merupakan tanaman yang bersifat mudah rusak dan menyebabkan kehilangan kesegaran akibat proses transpirasi dan respirasi. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan kesegaran sayur kangkung serta menjaga agar tetap memiliki nilai ekonomis maka perlu adanya sistem pengemasan yang baik. Beberapa metode pengemasan minimal dilakukan dengan metode kemasan stretch film dan pengemasan dengan bahan kemas plastik yang nantinya dapat disimpan di suhu ruangan atau suhu dingin. Metode yang paling sering digunakan dan biaya pengemasan yang murah, yaitu dengan penggunaan plastik kemas. Berikut merupakan cara pengemasan kangkung dengan plastik kemas:
  • Siapkan kemasan plastik sesuai ukuran kangkung yang akan dikemas.
  • Kemasan plastik yang disiapkan dapat dipasang label atau informasi mengenai produk agar lebih menarik.
  • Selanjutnya, kemas kangkung dalam plastik, pastikan terdapat sirkulasi udara agar kankung tidak mudah busuk.

 

D. Kegiatan Produksi Budi Daya Berdasarkan Analisa Teknologi dan Evaluasi Keberhasilan dan Kegagalan Budi Daya (Peternakan, Perikanan, dan Pertanian

  • Budi Daya Ternak Unggas (Pembesaran Ayam Ras dengan Rekayasa Kandang) Kebutuhan pasar akan daging ayam menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari masa ke masa. Namun, di sisi lain produksi ayam ras pedaging (ayam broiler) semakin terbatas salah satunya disebabkan oleh semakin berkurangnya ketersediaan lahan yang dapat digunakan untuk usaha peternakan ayam broiler. Keterbatasan lahan ini menimbulkan masalah tersendiri dalam perhitungan untung-rugi dalam perencanaan usaha peternakan ayam broiler. Oleh sebab itu, perlu adanya pertimbangan teknologi dalam sistem produksi budi daya ayam ras untuk diterapkan adalah budi daya pembesaran ayam ras dengan metode kandang bertingkat. Ayam ras pedaging atau dikenal dengan istilah ayam broiler. Ayam broiler adalah ayam yang dihasilkan melalui perkawinan silang, seleksi, dan rekayasa genetik yang dilakukan oleh pembibitnya. Ayam broiler merupakan jenis ayam ras unggulan hasil persilangan dari spesies ayam yang memiliki daya produktifitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam broiler merupakan ayam yang memiliki kemampuan produksi daging sangat cepat sehingga saat ini banyak dikembangkan oleh Masyarakat Sistem pemeliharaan dengan kandang bertingkat memungkinkan peternak ayam meningkatkan produktifitas ayam pedaging menjadi 2 atau 3 kali lipat, sesuai dengan jumlah lantai kandang. Desain kandang bertingkat ini dapat dibuat dengan sistem terbuka (open house), semi closed house, atau 100% closed house, disesuaikan dengan anggaran peternak dan tempat peternakan ayam akan dibangun. Namun, yang paling penting dari sistem kandang bertingkat untuk ayam ras adalah adanya sirkulasi udara yang baik. Pada dasarnya, selama gas amonia dan gas-gas racun lainnya dapat dikeluarkan dari dalam kandang dan oksigen dapat mengalir masuk dalam kandang secara lancar, sistem budi daya dengan kandang bertingkat tidak memiliki perbedaan yang besar dalam hal perawatannya. Beberapa hal yang mungkin harus diperhatikan dalam memulai usaha dalam kegiatan budi daya ayam ras dengan sistem kandang bertingkat adalah:
    • Man Power (Tenaga Kerja) Sistem produksi budi daya ayam ras dengan metode kandang bertingkat perlu adanya pemahaman dan keterampilan yang lebih dari pekerja (pembudi daya). Peternak ayam ras dengan kandang bertingkat perlu memperhatikan kebersihan kandang, temperatur ruangan, tingkat sirkulasi udara, dan kepadatan dari populasi ayam.
    • Machine (Mesin dan Peralatan) Dalam pemeliharaan ayam ras dengan dalam kandang bertingkat membutuhkan peralatan yang relatif lengkap. Kandang merupakan peralatan utama yang dibutuhkan dalam pemeliharaan ayam ras. Selain itu, perlu disiapkan blower atau kipas angin untuk membantu sirkulasi udara, terutama pada kandang bagian bawah yang seringkali mengalami gangguan sirkulasi udara. Dalam pemasangannya blower harus memperhatikan arah aliran angin (arah angin jangan bolak balik/tidak teratur), populasi ayam, kecepatan angin, dan volume ruangan kendang Kepadatan kandang dalam pemeliharaan ayam ras yang ideal, yaitu kepadatannya 1 m2 untuk 15 kg ayam. Jadi, untuk ukuran ayam anakan (kecil) dapat menampung populasi yang besar (per ekornya) namun dengan seiringnya waktu dan pertumbuhan ayam maka idealnya 1 m2 hanya cukup untuk 8−10 ekor ayam. Namun, karena menggunakan kandang bertingkat (misalkan 2 tingkat), maka dalam 1 m2 dapat menampung cukup untuk 15–20 ekor ayam
    • Material (Bahan) Sistem budi daya ayam ras dengan kandang bertingkat membutuhkan bahan (material) kandang seperti bambu/kayu dan seng/genteng. Selain itu diperlukan juga material utama, diantaranya: a) bibit ayam ras (yang akan dipelihara), b) vaksin untuk mencegah serangan penyakit, dan c) pakan termasuk air minum. Berikut merupakan ciri-ciri bibit ayam ras yang berkualitas, diantaranya:
      • Sehat Tanpa Cacat Bibit tidak terjangkit penyakit unggas berbahaya yang berasal dari bakteri, virus, bahkan cacing. Selain itu, Anda juga bisa memperhatikan dari sisi fisiologis. Pastikan bahwa bibit tersebut tidak memiliki cacat. Perhatikan apakah kondisi kaki, sayap, dan lehernya dalam kondisi sempurna ataukah tidak.
      • Mata Cerah Ayam sehat selalu memiliki mata yang terlihat cerah. Hal ini menandakan tidak adanya cacing atau gangguan penglihatan. Jika matanya berkabut maka unggas tersebut kemungkinan besar buta. Jika sudah mengalami cacat fisik seperti ini, maka unggas akan memiliki jangka waktu hidup yang singkat.
      • Tubuh Tahan Panas Bibit ayam yang baik memiliki ketahanan pada temperatur panas. Jika ayam Anda tidak tahan panas, maka akan banyak energi yang terbuang dan sebagai akibatnya pertumbuhan daging tidak optimal.
      • Bersuara Nyaring Suara yang nyaring tidak hanya menunjukkan bahwa ayam memiliki badan sehat. Namun, hal ini juga mengindikasikan tidak adanya kelainan pada organ pernafasan yang mampu mengganggu proses pertumbuhan ayam.
      • Lincah Ayam sehat memiliki postur tubuh kokoh dan lincah ketika berjalan. Ayam yang lincah menunjukkan semua organ tubuhnya berfungsi secara optimal dan tidak ada potensi infeksi dari cacing di dalamnya
    • Methode (Langkah Kerja Budi Daya) Metode pemeliharaan Ayam Ras dalam Kandang bertingkat sama halnya dengan metode lainnya. Berikut merupakan langkah-langkah dalam budi daya Ayam Ras dengan kandang bertingkat, diantaranya:
      • Siapkan bibit ras kampung yang akan di budi daya untuk dibesarkan, selanjutnya, siapkan kandang sesuai dengan ukuran yang direncanakan,jika semua sudah disiapkan, ayam ras dimasukan ke dalam kandang, pastikan ayam ras yang di vaksin minimal 3 x dalam periode pemeliharaan.
      • Pengamatan juga dilakukan untuk memeriksa perkembangan tubuh ayam yang dibesarkan, dan dalam rangka mempertahankan mutu, ayam-ayam yang dipilih pastikan ayam yang akan dipanen memiliki bobot tubuh sesuai dengan ayam konsumsi (jangan terlalu muda dan terlalu tua), karena akan berpengaruh terhadap rasa dari ayam yang akan diolah untuk dikonsumsi.
    • Environment (Lingkungan/Tempat Hidup) Lingkungan yang baik untuk sistem budi daya ayam kampung dengan metode kandang bertingkat adalah lingkungan yang dapat memberikan kenyamanan ayam ras yang dipelihara. Perawatan ayam ras dalam kandang bertingkat membutuhkan beberapa penyesuaian dibandingkan dengan sistem kandang satu lantai. Penyesuaian ini berlaku untuk semua tipe kandang, baik itu kandang terbuka, semi tertutup, monitor, maupun tipe kandang tertutup. Berikut merupakan beberapa aspek lingkungan yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ayam ras dalam kandang bertingkat, diantaranya:
      • Kebersihan kandang dan pengelolaan limbah. Limbah kotoran ayam harus benar-benar dijaga agar tidak menimbulkan bau amonia atau menjadi sarang lalat. Kotoran ayam dalam kandang bertingkat tidak boleh tercampur antar lantai, sehingga akan diperlukan penampungan kotoran ayam dalam tiap-tiap lantai kecuali lantai paling bawah. Pembersihan kandang harus dilakukan sesering mungkin agar tidak ada lalat yang muncul sebagai faktor penyakit.
      • Ventilasi dan sirkulasi udara. Sirkulasi udara yang baik menjadi kunci utama dalam pemeliharaan Ayam Ras. Sirkulasi udara yang baik dalam sistem kandang bertingkat memerlukan sejumlah kipas atau blower yang dipasang. Hal ini diperlukan sebagai upaya untuk mempercepat proses pengeringan kotoran ayam dan pastinya untuk memastikan kandungan oksigen di dalam kandang terpenuhi.
      • Temperatur dan kelembaban udara dalam kandang. Konstruksi kandang yang bertingkat akan menyebabkan perbedaan temperatur dan kelembaban dari masing-masing lantai. Lantai atas akan menerima temperatur panas dari bawah dan dari atas (atap). Ayam ras akan tumbuh baik dan optimal bila dipelihara pada temperatur lingkungan optimal, yaitu 19−21o Rata-rata temperatur di Indonesia terbilang tinggi, maka Ayam Ras yang dipelihara harus dipastikan ventilasi dan sirkulasi udara baik agar pertukaran udara bagus dan ayam tidak merasa gerah atau sumpek di dalam kendang
  • Budi Daya Ikan Konsumsi dan Tanaman Sayur (Pembesaran Ikan Lele dan Tanaman Kangkung Hidroponik dalam Ember/ Budikdamber) Budikdamber (Budi Daya Ikan dalam Ember) merupakan salah satu sistem produksi budi daya yang mempertimbangkan perkembangan teknologi. Budikdamber ini merupakan metode budi daya ikan yang diintegrasikan dengan tanaman (hidroponik) artinya ikan dan tanaman dapat tumbuh dalam satu wadah. Budikdamber menggabungkan metode pembudidayaan ikan dan penanaman dengan metode hidroponik. Sistem budi dayanya disesuaikan dengan besarnya ember yang digunakan. Dalam pemeliharaannya, ikan merupakan kunci dalam sistem hidroponik. Ikan menyediakan hampir semua nutrisi bagi tanaman. Tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikan. Lalu, tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan. Tanaman tersebut juga bermanfaat sebagai suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan cara ini, akan terjadi siklus saling menguntungkan untuk ikan dan tanaman yang dipelihara. Teknologi ini akan sangat menguntungkan karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas. Ikan yang biasanya digunakan untuk metode Budikdamber, yaitu ikan lele. Ikan lele merupakan ikan yang dapat hidup di lingkungan yang kadar oksigen rendah, tidak ada aliran air, dan lingkungan yang cukup sempit. Tanaman yang biasa digunakan untuk metode Budikdamber, yaitu tanaman kangkung karena dapat tumbuh dengan mudah di mana saja dan dapat dibudidayakan di banyak tempat (adaptif). Sistem pemeliharaan (pembesaran) Ikan dan tanaman dengan metode Budikdamber merupakan sistem yang sangat sederhana dan dapat dipraktikkan semua orang. Namun, dalam prosesnya, perlu memperhatikan beberapa hal dalam memulai usaha dalam kegiatan budi daya, diantaranya:
    • Man Power (Tenaga Kerja) Sistem produksi budi daya ikan lele dan tanaman kangkung dengan metode Budikdamber tidak memerlukan tenaga kerja khusus namun perlu adanya kreativitas dan keterampilan yang baik untuk menyusun tanaman diatas ember dan memastikan tanaman tidak dimakan oleh ikan, karena pada dasarnya ikan lele merupakan pemakan segalanya.
    • Machine (Mesin dan Peralatan) Peralatan yang digunakan untuk membuat media Budikdamber seperti pisau cutter digunakan untuk membuat media hidup tanaman serta jaring atau serokan untuk melakukan pemanenan ikan.
    • Material (Bahan) Sistem budi daya ikan lele dan tanaman kangkung dengan metode Budikdamber tidak membutuhkan material (bahan) khusus hanya membutuhkan ember (sesuai ukuran) untuk media ikan dan kemasan bekas air mineral sebagai media tanam. Sistem produksi budi daya membutuhkan material utama, diantaranya: a) bibit ikan lele (yang akan dipelihara), b) bibit kangkung (yang sudah disemai), c) pakan lele, dan d) media tanam rockwool, yaitu media tanam ini merupakan kumpulan serat yang berlubang seperti spons.
    • Methode (Langkah Kerja Budi Daya) Metode pemeliharaan ikan lele dan kangkung dengan metode Budikdamber relatif mudah. Berikut merupakan langkah-langkah dalam budi daya dengan metode Budikdamber
      • Persiapan media Budikdamber Berikut merupakan tahapan persiapan media Budikdamber.
        • Siapkan ember sesuai ukuran. Ukuran ember nantinya menjadi pertimbangan dalam populasi dari ikan yang akan ditebar. Ukuran volume ember 150 L efektifnya diisi 70−80 ekor bibit ikan lele.
        • Selanjutnya, ember diisi dengan air. Pastikan pH air normal dan diamkan ± 2 hari untuk menghilangkan kaporit (jika menggunakan air PDAM).
        • Kemudian, buatlah media tanam menggunakan gelas plastik bekas. Lubangi gelas plastik bekas tersebut dengan alat seperti solder atau paku besar yang telah dipanaskan.
        • Potong kawat kurang lebih 12 cm dan buat model kait yang bisa dijadikan pegangan gelas plastik bekas di ember
      • Persiapan bibit Siapkan bibit Ikan yang akan di budi daya. Ukuran benih untuk budi daya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya seragam agar mencegah terjadinya kanibal (saling memakan). Sebelum menanam kangkung di Budikdamber, maka bibit kangkung sudah harus berbentuk semai (tidak boleh biji). Oleh sebab itu, bibit kangkung yang berbentuk biji perlu disemai menggunakan rockwool. Biasanya, kangkung sudah mulai tumbuh dalam waktu 5 sampai 7 hari. Setelah berbentuk semai maka kangkung siap dimasukan dalam wadah gelas untuk dipasang di ember.
      • Adaptasi saat penebaran bibit Sama halnya dengan budi daya ikan lele di kolam. Sebelum dimasukan (dipindahkan) ke kolam pembesaran, pastikan bibit ikan lele yang baru didapatkan (dibeli atau dari kolam pembenihan). Lakukan adaptasi terlebih dahulu dengan cara memasukan ikan lele besamaan dengan wadah penyimpanan bibit lele. Kemudian, baru dilepaskan perlahan ke dalam kolam. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi atau bahkan mencegah stres pada ikan
      • Pemberian pakan Pemberian pakan ikan lele dengan metode Budikdamber sama halnya dengan metode lainnya. Ikan lele memerlukan pakan 3−6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian, setiap 10 hari ambil sampel, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4−5 kali sehari. Sisa dari pakan ikan bisa menjadi nutrient bagi tanaman sehingga tanaman kangkung dapat tumbuh lebih subur.
      • Pengamatan juga dilakukan untuk memeriksa perkembangan tumbuh ikan Lele dan Tanaman Kangkung yang dibudidayakan.
      • Dalam rangka mempertahankan mutu, ikan Lele yang dipanen adalah ikan lele yang telah mencapai ukuran 9−12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5−3,5 bulan dari benih berukuran 5−7 cm. Tanaman kangkung juga dapat dipanen setelah berumur di atas 25 hari. Cara memanennya, yaitu dengan mengambil gelas dan mencabut kangung atau dapat juga dipotong dibatangnya agar dapat dipanen lebih dari 1 kali.
    • Environment (Lingkungan/Tempat Hidup) Budikdamber (Budi Daya Ikan dalam Ember) harus memperhatikan pengelolaan air. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga sama halnya dengan budi daya di kolam lainnya. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi dapat dilakukan dengan cara:
      • menjaga kualitas air,
      • mengontrol kelebihan pakan,
      • menjaga kebersihan kolam,
      • mempertahankan temperatur kolam pada kisaran 28o Pemeriksaan temperatur dapat dilakukan menggunakan termometer. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam budi daya tanaman kangkung dalam ember, yaitu pengelolaan pH dalam air dan kandungan nutrient (NPK). Nilai pH dalam air harus dipastikan normal dan kandungan nutrient bisa didapatkan dari kotoran ikan lele dan sisa pakan
  • Pengemasan Produk Budi Daya (Perikanan, Pertanian, dan Peternakan) Mempertimbangkan Analisa Teknologi Mengemas makanan dengan baik perlu dilakukan agar makanan terjaga mutu dan kualitasnya. Dengan pengemasan yang tepat pula dapat menjaga ketahanan makanan dalam waktu yang lama. Dengan adanya perkembangan teknologi, banyak metode yang digunakan untuk pengemasan agar makanan termasuk produk budi daya dapat dijaga kualitasnya. Berikut merupakan contoh pengemasan produk budi daya peternakan, perikanan, dan pertanian dengan mempertimbangkan analisa teknologi, yaitu pengemasan produk budi daya dengan kemasan vaccum bag. Berbeda dengan jenis kemasan plastik biasanya, vacuum bag ini didesain khusus untuk membungkus atau mengemas berbagai produk makanan sehingga makanan bisa bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Metode pengemasan hampa udara yang dilakukan pada saat proses vacuum bag packing akan memperkecil kerusakan komposisi gizi dan kontaminasi bakteri yang sangat merugikan. Berikut merupakan tata cara pengemasan menggunakan kemasan vacuum bag, diantaranya:
    • siapkan produk budi daya (peternakan, perikanan, dan pertanian) yang akan dikemas,
    • pastikan produk budi daya yang akan dikemas dibersihkan terlebih dahulu dan dipastikan tidak potong sesuai ukuran,
    • siapkan kemasan plastik (vaccum bag) yang akan digunakan,
    • pastikan produk budi daya yang akan dikemas kering (tidak mengandung kadar air yang tinggi) untuk mencegah pembusukan
    • produk budi daya dimasukan ke dalam kemasan vaccum bag,
    • gunakan alat (mesin) vaccum sealer untuk mengemas produk budi daya,
    • tetapkan masa simpan (kadaluarsa) dikemasan untuk memastikan produk memiliki kualitas yang baik dengan melakukan percobaan dengan menyimpan dalam beberapa waktu
  • Analisa Keberhasilan Kegiatan Usaha Budi Daya (Peternakan, Perikanan, dan Pertanian) Sistem produksi budi daya dianggap berhasil jika tingkat mortalitas dari objek (hewan ternak, ikan konsumsi, dan tanaman sayur) yang dibudidayakan relatif rendah (tingkat mortalitas
    • Analisa Akar Masalah Kegagalan Kegiatan Usaha Budi Daya (Peternakan, Perikanan, dan Pertanian) Masalah adalah sesuatu yang umum terjadi di setiap proses bisnis termasuk kegiatan budi daya. Biasanya banyak orang mengambil jalan pintas dalam menangani masalah. Mereka bukannya menemukan akar masalah yang sesungguhnya, tetapi lebih fokus menangani permasalahan seperti pemadam kebakaran, hanya memadamkan api namun tidak mencari sumber penyebab dari kebakaran. Ketidakmampuan menemukan akar masalah pada akhirnya akan menyulitkan untuk mencari solusi yang tepat. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Terdapat berbagai metode evaluasi terstruktur untuk mengidentifikasi akar penyebab (root cause) suatu masalah. Metode yang populer digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah, yaitu fishbone analysis. Fishbone analysis adalah analisa masalah yang dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab yang bersumber dari manusia, mesin, metode, material, dan lingkungan kerja.
    • Analisa Tindakan Perbaikan dan Peningkatan atas Kegagalan Kegiatan Usaha Budi Daya (Peternakan, Perikanan, dan Pertanian) Setelah ditemukan penyebab dari masalah kegagalan usaha budi daya, langkah yang seharusnya dilakukan adalah menetapkan tindakan perbaikan. Langkah pertama yang dilakukan jika pemasalahan muncul, yaitu dengan menetapkan tindakan koreksi (correction), yaitu melakukan tindakan untuk menghilangkan masalah yang muncul agar tidak berdampak besar dan tidak meluas. Selanjutnya, baru dilakukan analisa penyebab masalah. Setelah penyebab masalah teridentifikasi maka dapat ditetapkan tindakan korektif (corrective action), yaitu tindakan untuk menghilangkan penyebab dari masalah yang teridentifikasi agar masalah tidak terulang Kembali. Oleh sebab itu, jangan membuat corrective action sebelum mengetahui penyebabnya. Penyebab yang berbeda akan menghasilkan corrective action yang juga berbeda
Posted in   

0 comments:

Posting Komentar