Selasa, 02 September 2025

MATERI KERAJINAN PKWU : KELAS XI

0

 A. Analisa Ragam Kerajinan Nusantara

Kerajinan merupakan salah satu bentuk kesenian atau karya seni rupa yang memiliki nilai tambah yang merespon sumber daya alam dan kekayaan lingkungan untuk menciptakan benda fungsional yang memiliki nilai keindahan. Nilai fungsi benda kerajinan dapat berlaku secara :

  • Tradisi, merupakan benda yang sering digunakan dalam upacara adat istiadat
  • Modern, memiliki nilai guna yang dapat digunakan dalam keseharian.

Perajin merupakan pencipta atau produsen atau pewaris kerajinan yang menguasai pengetahuan tradisi setempat. Beragamnya sumber daya alam di Indonesia banyak dimanfaatkan oleh individu kreatif untuk membuat produk ekonomis dengan nilai estetis yang mengusung tema kedaerahan atau kekayaan sumber daya alam setempat dalam bentuk kerajinan, antara lain :

  • Tarlen Handayani, perajin penjilidan yang berkarya dengan menggunakan kertas, tekstil dan ornamen daerah menjadi sebuah buku.
  • Dian Errakumalasari/Dian Oerip, produsen dan perancang busana yang menggunakan kekayaan Wastra Nusantara/kain tradisional sebagai bahan utama karya-karyanya yang selalu memadukan bentuk-bentuk modern.
  • Emeksie Limin, Perajin anyaman yang mengolah bahan alam yakni rotan dan kulit hewan menjadi tas anjat, tas rambat, tas jinjing, tas tambuleng, hingga tikar rotan yang elegan dan menarik
  • Made Sutamaya, perajin difabel yang membuat kreasi miniatur kapal dan perahu berbahan dasar limbah kayu, tempat lampu, sofa, hiasan dinding, meja rias.
  • Mariana Ibo Pulanda, memadukan teknik membatik ala Jawa dengan motif khas Papua dengan mengembangkan 9 motif khas Papua.

Kerajinan daerah merupakan produk budaya yang seringkali berawal dari alat bantu/alat pakai sehari-hari masyarakat, berikut kriya daerah di Nusantara, antara lain :

  • Tenun, merupakan kerajinan berbahan dasar benang organik. Benang yang disusun memanjang disebut lungsi dan yang melebar disebut pakan. Tenunan dengan corak ikat lungsi telah mewarnai kekayaan kerajinan di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur sejak abad ke-8 M. Tenun ikat mulai berkembang di Pulau Jawa pada abad ke-10. Perkembangan cara pencelupan dan pewarnaan yang membentuk corak ragam hias Nusantara diperkenalkan oleh G.P Rouffaer di Indonesia pada tahun 1900.
  • Sulam Bordir, berkembang di seluruh nusantara sejak banyaknya migrasi bangsa asing di Indonesia pada abad ke 16. pemakainya masih ditujukan untuk kerajaan, orang-orang bangsawan, kaum ningrat. Biasanya sulaman ini menjadi hiasan di kebaya atau selendang. Ragam kerajinan sulam bordir di Indonesia dengan memiliki kekhasannya masing-masing antara lain:
    • Sulam kasab dari Aceh
    • Sulam suji cair dan kepalo samek dari Sumatera Barat
    • Sulam manik-manik dari Sumatera Utara dan Nusa Tenggara Timur
    • Sulam terawang dari Gorontalo
    • Sulam Tapis dan usus dari Lampung
  • Anyam, merupakan proses menyilangkan antara lungsi dan pakan dari material tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan dapat digunakan. Daerah penghasil kerajinan anyaman adalah Banyuwangi, Kudus, Tangerang, Buleleng
  • Sutra Bugis, masyarakat Bugis telah menjalankan kegiatan menenun di abad ke-13. Pada abad ke-15, saat Islam memasuki daerah Sulawesi Selatan kebutuhan kain untuk digunakan sebagai sarung dalam beribadah meningkat.
  • Kain Sasirangan, merupakan warisan Patih Lambung Mangkurat, Kerajaan Negara Dipa, Suku Banjar Kalimantan Selatan sejak abad ke-12. Sasirangan berkaitan erat dengan simbol khasiat pengobatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat.
  • Batik, adalah kesenian menggambar di atas kain dengan menggunakan lilin. Batik muncul di Indonesia sejak periode Kerajaan Majapahit abad ke-13. Saat aktivitas industri global berlangsung dan berkembang hingga era Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18, industri batik semakin ramai dengan adanya pemakaian mesin sebagai sumber energi. Hingga pada abad ke 19 teknologi dan produksi batik cap mulai diperkenalkan ke masyarakat. Yogyakarta menjadi pusat industri batik modern yang berkembang pesat antara tahun 1900 hingga 1930 dan menjadi mata pencaharian penduduk sekitar. Sebanyak 169 usaha batik tersebar di daerah Yogyakarta dari mulai Kampung Kauman, Prawirotaman, Karangkajen, Brontokusuman, Mantrijeron, Daerah sekitar Kota, Tugu, Kotagede pada tahun 1930-an.
  • Kain Prada, merupakan kerajinan Nusantara yang terpengaruh dari inovasi perkembangan industri tekstil masa imperial Inggris abad ke-19 yang dipimpin oleh Thomas Stamford Rales yakni penambahan cairan keemasan di atas kain. Batik Prada ini sering ditemui sebagai ciri khas batik Bali. Masyarakat Bali tak hanya memakai kain ini sebagai pakaian diri namun juga memakaikan di pohon dan bangunan-bangunan baik di acara tertentu atau sebagai bentuk penghormatan roh.

Kerajinan Ukir yang terdapat di Nusantara terbuat dari material kayu yang dipahat menghasilkan bentuk timbul dan cekung atau datar sesuai dengan gambar rencana. Daerah penghasil kerajinan ukir kayu di Indonesia antara lain adalah :

  • Ukir Papua, merupakan salah satu daerah yang memiliki kekuatan sumber daya alam kayu. dengan bentuk perpaduan antara manusia dan hewan. Teknik pahatan Ukir Papua dikerjakan dengan bahan alami tradisional seperti kapak batu, taring babi serta gigi ikan atau tiram.
  • Ukir Jepara, menggunakan bentuk-bentuk manusia, kerajinan ukir Jepara sering menggunakan tema flora dan fauna terlebih unggas. Ukiran Jepara menghiasi bagian-bagian benda fungsional seperti meja, kursi, pintu, hingga perabot rumah tangga. Sejarah ukiran Jepara dimulai abad ke-15. terdapat pada Masjid Mantingan yang dipenuhi dengan 114 relief pada batu putih. dipenuhi dengan ukiran yang dibuat oleh Patih Sungging berdasarkan pada permintaan Ratu Kalinyamat setelah kematian Pangeran Hadiri.
  • Ukir Batu, Kemegahan candi-candi di Indonesia dipengaruhi oleh ukiran batu dengan detail karya suguhan dari rakyat Indonesia. Sejarah ukiran batu di Indonesia telah dimulai secara terstruktur pada abad ke-5 hingga ke-8 dengan munculnya candi Hindu Buddha. Saat ini pun, banyak gedung-gedung yang menggunakan ukiran batu alam untuk memperindah ruangan luar maupun dalam gedung. Perajin batuan banyak ditemukan di daerah-daerah sekitar candi-candi besar di Indonesia dan lokasi-lokasi dengan sumber daya alam batuan alam.

Produk Kerajinan Logam adalah sebuah seni kerajinan atau keterampilan dengan media dasar logam untuk membuat sesuatu menjadi barang yang mempunyai nilai guna seperti perhiasan, senjata tajam daerah (keris, pedang) dan peralatan makan. Kerajinan logam yang populer di Indonesia antara lain adalah :

  • Kerajinan logam Ceruk, Bali
  • Kerajinan logam Kota Gadang, Sumatera Barat
  • Kerajinan logam Kalimantan Selatan Martapura,
  • Kerajinan Yogyakarta logam Kerajinan Kotagede,
  • logam Kendari, Sulawesi Tenggara

Noken merupakan rajutan berbentuk keranjang yang dekat dengan aktivitas sehari-hari perempuan Suku Bangsa Papua. Noken biasa dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, sampai barang barang belanjaan. Tas yang terbuat dari rotan, daun kelapa, daun lontar, dan daun pandan telah mengalami perkembangan dari segi bahan, mulai dari serat kayu hingga benang nilon hingga serat sintetis.

Gerabah memiliki karakter tanah liat yang sangat menonjol. dikembangkan oleh masyarakat Majapahit sebagai bahan untuk tradisi membuat boneka. Salah satu bentuk keramik khas Indonesia yang lestari dari abad ke-10 adalah kendi, guci kecil berbentuk bulat dengan leher memanjang ke atas seperti pipa dengan saluran kecil di bagian dada yang berfungsi untuk menuangkan air.

 

B. Pengolahan dan Perancangan Produk Kerajinan

Teori tentang pengembangan industri berbasis lingkungan merupakan setiap daerah memiliki sumber daya yang berbeda berdasar kontur geograisnya dengan demikian bahan baku yang dihasilkan dengan skala melimpah di daerah tertentu sehingga memudahkan proses distribusi barang dan jasa, dan dapat fokus terhadap inovasi produksi secara maksimal. Bahan baku yang mudah dijangkau di lingkungan sekitar disebut “potensi daerah”, jenis-jenis potensi daerah terbagi menjadi :

  • Potensi daerah fisik, merupakan golongan bahan baku seperti tanah, air, hasil kebun dan tani
  • potensi non fisik, merupakan potensi yang bersifat tak benda seperti keindahan pemandangan, iklim dan kondisi masyarakat.

Potensi daerah dapat digunakan sebagai inspirasi pengembangan produk kesenian, wisata, dan pertanian. Pada perkembangannya, pasca banyaknya industri yang berdiri di tengah-tengah masyarakat baik industri pabrik besar hingga rumahan banyak seniman yang mengolah potensi daerah berupa limbah. Proses pengolahan potensi lokal dari mulai bentuk, motif, dan bahan-bahan baku khas daerah dapat terkomodiikasi secara luas dan apik dengan bentuk-bentuk modern, pakem tradisi yang mengikat, bahwa tidak semua bahan bisa dengan bebas diolah dan dimodiikasi, perlu mengetahui motif motif batik apa saja yang tidak dapat digunakan dengan bebas.

Merancang produk merupakan rangkaian aktivitas untuk membuat benda “create things”. Perancangan produk kerajinan bukan hanya seputar teknik dan olahan bentuk namun juga tentang bagaimana produk kerajinan dapat menjadi representasi suatu daerah. Kerajinan dalam perspektif teknis pembuatan bukan hanya merespon latar sejarah dan upaya pelestarian warisan industri, tapi juga membutuhkan eksperimen khususnya dalam hal merangkai dengan sikap empati terhadap material yang dipakai. Hal ini bertujuan menyatukan tradisi dengan teknik baru yang dipakai untuk hasil yang unik. Penelitian tentang desain, kerajinan, seni, dan ilmu pengetahuan merumuskan tahapan proses dalam merancang yang dimiliki oleh seorang pencipta (innovator/ creator). Proses tersebut dinamakan dengan siklus keterlibatan sesuai kreatif yang terdiri dari memiliki masalah, naluri bermain dan merancang, serta membuat alat.

Mengacu pada tahapan kreatif yang linier dengan ilmu pengetahuan, seni, desain dan kerajinan dalam penelitian tersebut, Tahapan berpikir kreatif dalam rangka perancangan adalah :

  • membentuk tim, memetakan asumsi, releksi
  • mengumpulkan informasi, wawancara dan pengamatan,
  • menyimpulkan pengetahuan, melihat peluang, diskusi
  • mengumpulkan ide kelompok, memperkirakan kendala, sketsa dan prototipe
  • menguji dan menilai hasil kerja atau prototipe 6) komunikasi: menyampaikan hasil kepada public

Inovasi dan tradisi merupakan dua hal dengan sifat berbeda. Jika digabungkan dengan baik maka akan menghasilkan bentuk-bentuk modern dengan kearifan lokal yang khas dan mencerminkan karakter satu daerah. Olahan kerajinan tidak melulu soal bahan namun dapat berasal dari motif-motif daerah itu sendiri. Perlu diingat bahwa kegiatan berikir desain sering bertentangan dengan beberapa aspek ketradisionalan (dalam hal ini pakem kerja kerajinan tradisional), menghasilkan karya kerajinan namun juga temuan baru yang terjadi saat proses. Mulai dari Inovasi alat baru yang mempermudah perancangan karya hinggateknik pengolahan bahan yang eisien dan ramah lingkungan.

 

C. Pengemasan Produk Kerajinan

Kemasan memiliki fungsi utama memandu konsumen memahami informasi nilai secara detail sebuah produk tanpa membukanya. Tampilan luar sebuah produk harus mampu merepresentasikan produk agar konsumen memiliki keinginan untuk membeli. Karakter produk harus ditampilkan secara tersirat secara informatif, atraktif, unik, sederhana, modern, dan familiar

Identitas daerah seperti motif atau ikon daerah dapat menjadi elemen artistik yang menghiasi kemasan sekaligus menambah daya tarik bagi konsumen. Kemasan yang bagus dan tahan lama seringkali disimpan sebagai benda koleksi. Identitas daerah dapat diwujudkan dengan mengolah motif khas dan menampilkannya dalam bagian utama atau bagian kecil di kemasan

Sejarah kemasan dimulai sejak manusia mengenal jual-beli barang baik barang kebutuhan sehari-hari hingga karya seni seperti perhiasan, keramik, sutera dan lain-lain. Pengemasan adalah kegiatan mencipta bungkus untuk melindungi karya seni yang diperjualbelikan secara massal dan melalui proses distribusi panjang mulai dari rumah produksi, etalase toko, hingga rumah pembeli agar barang tetap dalam kondisi yang baik meski melalui proses yang panjang, berikut perkembangan kemasan :

  • 1500 SM Penggunaan bejana sebagai alat pelindung produk untuk membawa, mendistribusikan dan menyimpan barang telah dilakukan oleh bangsa Mesir, Pada masa tersebut produk yang didistribusikan adalah di jalur perdagangan adalah rempah, sutra, pengharum, teh, kopi, anggur, cokelat dan semuanya harus menempuh jarak yang jauh.
  • 1700 - 1800 M Di abad ke-16 M di Eropa, kemasan seperti botol dan kotak memberikan pengaruh untuk memperkaya nilai produk. Hingga pada tahun 1795, pemerintah Napoleon Perancis membuat sayembara untuk siapapun yang dapat mengembangkan cara mengawetkan makanan jangka panjang, inovasi tersebut digunakan untuk distribusi pangan untuk tentara militer.
  • Di tahun 1810, inovasi kemasan pangan dengan menggunakan tabung kaleng mulai digunakan masal. Inggris menggunakan kardus box pertama di tahun 1817 dan tas kertas di tahun 1844. Rangkaian logo dan ilustrasi atau branding produk dimulai di tahun 1866 oleh merek dagang “Smith Brothers”
  • 1910 - 1960 Di tahun 1916 kemasan minuman telah banyak menggunakan botol dengan desain khusus sesuai persona jenis minuman. Makanan beku mulai terdistribusi secara massive, diminati dan muncul dalam iklan di televisi menjadi gaya hidup masyarakat urban.
  • 1970 - 1990 Di tahun 1973, pelabelan dan kode nomor barang mulai banyak diterapkan. Warna-warni desain grais semakin kaya dan perusahaan-perusahaan berlomba mempercantik produknya dengan kemasan.
  • 2000 - Sekarang Saat ini desain kemasan telah berkembang dengan gaya yang berbeda beda untuk memberikan pilihan kepada masyarakat. Pengemasan tidak lagi hanya menyesuaikan karakter produk namun juga menimbang target pasar. Kecanggihan teknologi dapat membantu desainer kemasan karena pada proses realisasinya, mereka dapat membuat replika dalam bentuk 3 dimensi dengan format digital. Hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya kesalahan proses cetak yang menghemat pengeluaran gagal dalam proses produksi.

Pada tahap pengenalan proses pengemasan, guru perlu menjelaskan kosakata internasional tentang rangkaian aktivitas yang mengacu pada rangkaian kegiatan ini, mislanya “branding”. Branding merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh setiap calon pengusaha sebelum meluncurkan produk ke publik. Kegiatan ini adalah untuk memilih, menentukan dan membuat citraan produk agar mudah diingat oleh masyarakat. David Airey menjelaskan bahwa masyarakat cenderung membeli nilai visual produk dibandingkan nilai aktual dari produk tersebut. . Oleh karena itu, proyek pengemasan produk yang berhasil di masyarakat tidak hanya mempertimbangkan nilai aktual produk tetapi juga gaya visual desain kemasan yang unik mampu beriringan dengan tren.  Enam kunci sukses pengemasan produk menurut Steven Du Puis dan John Silva adalah :

  • proaktif,
  • terhubung secara emosional dengan masyarakat,
  • tidak mudah puas dengan keseimbangan,
  • fokus pada nilai-nilai inti,
  • validasi yang tepat,
  • kolaborasi.

Tahapan pengemasan secara umum yakni : membuat logo, menentukan bentuk dan gaya visual kemasan, pelabelan serta fotograi produk. Tahapan detail proses pengemasan produk adalah sebagai berikut :

  • Menentukan bentuk dan gaya visual kemasan, adalah kegiatan menentukan atmosfer produk sebagai upaya menarik minat target pasar sesuai nilai guna produk dan memperindah tampilan kemasan. Pada tahap ini produsen biasanya menggunakan pendapat ahli di bidang seni rupa untuk memberikan sentuhan visual artistik agar produk dapat tampil meski dari rabaan luar saja. Perlu diingat bahwa hal terpenting dalam menentukan bentuk ialah kesesuaian dengan bentuk produk yang akan dikemas. Tambahan visual memiliki fungsi menyalurkan keindahan produk asli dari tampilan luar. Biasanya, produsen menggunakan karya seni rupa seperti ilustrasi, lukisan, hingga desain motif tertentu untuk menggambarkan gagasan artistik yang mencerminkan nilai guna produk.  menggunakan motif, ilustrasi, atau lukisan yang menggambarkan nilai lokalitas daerah masing-masing. Kemasan harus memiliki manfaat melindungi produk, terutama saat produk ditransportasikan. Sehingga merancang kemasan harus betul-betul disesuaikan dengan bentuk produk. Selain itu kepraktisan penggunaannya juga harus dipikirkan, seperti membuat produk mudah dibawa, membuat produk aman guncangan, dimanakah produk akan dipasarkan, dan sebagainya
  • Perancangan Logo, adalah kegiatan perancangan tanda atau ikon yang menampilkan ciri khas produk dalam bentuk visual tentang penamaan merek dagang. Bentuk logo dapat dirangkai dari nama, sifat, gaya dan bentuk produk. Logo seringkali berbentuk sederhana seperti tulisan yang digayakan, tulisan dengan gambar, atau gabungan keduanya. Logo yang baik, setidaknya harus memiliki tiga nilai yakni : sederhana, mudah diingat dan tak lekang oleh perubahan zaman. Biasanya, bentuk logo dapat berubah. Alasannya selain pemodernan adalah pemilik utama ide produk berpisah dengan rekan bisnisnya. Sehingga jika kita lihat logo-logo merek dagang dengan standar terbaik dari produk apapun mulai dari baju, perhiasan, transportasi, minuman dan makanan selalu menggunakan logo yang sama selama bertahun-tahun

Pelabelan, adalah kegiatan mengkonsep tampilan detail produk dari mulai judul, bahan, ukuran, teknik pembuatan dan keterangan pendukung lain hingga harga, antara lain :

  • Identitas Produk :
    • Logo: simbol merek dagang
    • Nama Produk : informasi tentang jenis dan nama produk
  • Informasi Produk :
    • Nama dan alamat produsen : keterangan tentang daerah pembuatan produk
    • Bahan dan cara perawatan : berisi simbol-simbol tata cara perawatan produk
    • Ukuran : informasi tentang berat dan dimensi produk
    • Komposisi : informasi tentang bahan yang digunakan untuk membuat produk

 

D. Produksi Karya Kerajinan Komersil

Berwirausaha berarti berperan sebagai pemimpin baik bagi dirinya sendiri dan orang lain yang diajak bekerja sama. Hal tersebut akan semakin terasa jika usaha yang dijalankan semakin berkembang seiring dengan meluasnya pasar. Berwirausaha membutuhkan kemampuan mempelajari situasi dan kondisi internal maupun eksternal. seorang wirausaha yang baik adalah mereka yang tak hanya mampu mengelola sirkulasi usaha, tetapi juga mensejahterakan lingkungan sekitarnya. Salah satu aksi mensejahterakan lingkungan sekitar adalah membuka lapangan pekerjaan maupun mengelola limbah dengan baik. Menjadi wirausaha kerajinan memerlukan kepekaan visual dan sosial untuk mengkombinasikan potensi yang ada di lingkungan sekitar dengan inovasi modern. Memproduksi karya kerajinan berarti juga melaksanakan proses mengemas suatu identitas budaya dan menyajikannya dalam sirkulasi ekonomi. Perajin yang baik dapat menempatkan kearifan lokal dengan bijak tanpa meninggalkan nilai nilai esensialnya. Selain itu dapat menjadikan identitas kelokalan semakin dikenal luas dan global

Alat produksi merupakan alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan suatu barang. Kehadiran Teknologi modern untuk mempermudah pekerjaan manusia, meminimalisir kesalahan dan meningkatkan produktivitas. Di bidang produksi kerajinan, alat-alat teknologi yang sering digunakan antara lain adalah : mesin pemotong kayu, mesin pemintal benang, mesin cetak digital dan lain-lain. Produk kerajinan banyak dihasilkan dengan metode tradisional sesuai dengan lokalitas yang ada di masyarakat tempat kerajinan tersebut diwariskan secara turun temurun mulai dari alat, bahan, dan caranya. Hal ini memiliki dua sisi perspektif berbeda, di satu sisi jika kerajinan daerah diproduksi masih dengan cara yang tradisional maka nilai-nilai lokalitas tentu dapat terjaga dengan baik, namun jumlah produksinya pasti akan sangat terbatas. Para perajin modern telah banyak menggunakan teknologi produksi untuk mempercepat salah satu proses kegiatannya. Meski demikian, ide awal dan keunikan sebuah produk kerajinan tetap berada di tangan perajin itu sendiri.

Proses penggandaan produk memerlukan konsistensi agar barang yang diproduksi dalam jumlah banyak memiliki skala kemiripan 100%. Secara tradisional seniman dan perajin melakukan proses penggandaan dengan mesin ataupun manual. Jika pengerjaan manual buatan tangan, hal yang perlu diperhatikan adalah tahapan produksi serta konsistensi selama pengerjaan. Hasil dari kegiatan penggandaan produk kemudian dicek ulang untuk mengetahui kesalahan yang mungkin terjadi selama proses produksi seperti perekatan, pengecatan dan pemotongan yang kurang rapi atau ukuran yang kurang tepat

Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada proses produksi wirausaha kerajinan meliputi :

  • Biaya Material Langsung : adalah biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat produk.
  • Biaya Tenaga Kerja Langsung : upah, tunjangan, atau biaya asuransi para pegawai yang terlibat langsung dalam proses produksi barang.
  • Biaya tidak langsung (Factory Overhead) : adalah biaya yang operasional selama proses produksi seperti tagihan listrik, bensin, asuransi karyawan, gaji petugas keamanan, transportasi, logistik, dan akomodasi.

 

E. Pemasaran Produk Kerajinan Lokal

Produsen kerajinan dituntut dapat memahami pasar yang akan dituju dan akan membeli produknya. Tahapan dan proses riset pasar pada umumnya adalah melakukan penelusuran di internet tentang produk yang telah ada sebelumnya. Setelah informasi dasar terkumpul, adakan survei untuk mengetahui respon konsumen. Sebagai bentuk dokumentasi riset, semua hasil dari tahapan riset tersebut disusun secara sistematis dalam laporan. Untuk merangkai strategi pemasaran, hal penting yang harus dalam riset pasar ialah :

  • melihat referensi produk-produk terdahulu dan melakukan analisis terhadap produk kerajinan yang serupa yang dibuat menentukan target pasar dengan mengetahui selera konsumen,
  • menciptakan produk sesuai kebutuhan pasar konsumen yang dituju mengemas cara promosi sesuai selera dan kebutuhan pasar
  • memanfaatkan teknologi pemasaran dan terus memperluas jaringan dengan aktif dalam kegiatan dan bazar kerajinan.

Pada umumnya selera konsumen bersifat cair, selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan tren serta objektif. Hal ini bergantung pada penilaian pribadi yang dipengaruhi oleh kebutuhan psikologi, agama dan tradisi masing-masing. Selera konsumen dapat dianalisis berdasar produk yang akan dibeli. Secara umum, selera konsumen dapat distimulasi melalui bentuk desain dan tampilan produk yang unik namun cocok dengan kategorisasi jenis produk. Keberagaman selera masyarakat dapat memberi keleluasaan produsen untuk menentukan jenis konsumen yang akan dituju.

Publikasi produk sama pentingnya dengan produk itu sendiri. Kemudahan masyarakat mengakses informasi mengenai produk sebelum melihat secara langsung adalah hal yang wajar di era digital ini. Terlebih industri kerajinan saat ini berlomba-lomba menjadi yang terbaik dengan keunggulan dari keunikan identitas daerah yang diolah sedemikian rupa. Sebagai produsen, publikasi produk merupakan salah satu strategi pemasaran. Selain dapat menarik minat beli masyarakat juga dapat membawa kekayaan daerah ke masyarakat yang lebih luas. Bahkan saat ini, publikasi produk lokal dapat menampilkan pesona lain dari manfaat ketika membeli produk tersebut, salah satunya adalah rasa bangga terhadap identitas daerahnya dengan membeli produk lokal.

Fotograi produk ialah salah satu rangkaian kegiatan upaya dasar publikasi untuk memberikan gambaran jelas tentang ukuran, warna, tekstur, garis kepada masyarakat. Kegiatan memotret produk membutuhkan konsep dan pertimbangan artistik. Beberapa produsen kerajinan dari mulai industri rumahan hingga retail telah banyak mengupayakan fotograi untuk menarik minat konsumen. Poin-poin terpenting dalam strategi foto produk ialah produk tersebut harus dapat memiliki kekuatan sebagai objek utama, elemen lain yang digunakan di dalam sebuah karya fotograi produk harus dapat menambah nilai fokus terhadap produk tersebut

Dalam  memotret produk kerajinan mereka, hal yang perlu dilakukan :

  • pertama, memberikan referensi foto yang bisa diperoleh dari internet. Kata kunci yang dapat digunakan untuk mencari foto-foto tersebut di internet adalah: “fotograi produk”, “foto produk estetik”, atau dengan menggunakan bahasa inggris: “product photography”, “aesthetic product photography”. Jika menginginkan hasil penelusuran yang sesuai dengan jenis produk kerajinan yang dibuat maka perlu menambahkan kata kunci jenis produk kerajinan misalnya: batik, tekstil, jewellery/ perhiasan, kulit, puppet/ boneka, dll. Penelusuran dapat dicoba dari situs web atau media sosial seperti: pinterest.com, etsy.com, behance.net, dan instagram.
  • Kedua, melakukan eksperimen memotret dengan kamera dimulai dengan latar belakang kain atau kertas polos. Strategi ini dapat mengasah kemampuan visual peserta didik tentang bagaimana menempatkan objek di atas lembaran polos, mencari berbagai posisi lensa dan mengatur pencahayaan. Guru dapat menganjurkan peserta didik melakukan foto di luar dan dalam ruangan dan mengajak mereka untuk membandingkan keduanya
  • Ketiga, menambah pengaturan latar belakang dengan objek natural atau buatan. Proses ini akan memberikan pengetahuan praktikal peserta didik terhadap keilmuan seni rupa yakni still life di mana pelukis mengatur posisi objek yang beragam dan kontras background dan pencahayaan agar mendapat keindahan maksimal

Media Pemasaran menciptakan konten yang menarik dapat menggunakan aplikasi-aplikasi di internet yang dapat membantu mengembangkan estetika konten seperti : Canva, atau menuntun peserta didik melihat contoh-contoh konten di Pinterest. Kiat-kiat bermedia sosial secara profesional antara lain :

  • Mulai dari hal kecil dengan aktif di media sosial tak hanya posting di konten sendiri namun juga memberi komentar positif akun-akun lain. Terus aktif merespon pertanyaan dan komentar dengan bahasa yang sopan namun komunikatif.
  • Tunjukkan sisi positif dan kebaikan dengan berbagi sedikit tentang pemikiran, pengalaman diri atau tim. Karena tak jarang latar belakang produk dan pembuatnya lebih menarik minat pembeli.
  • Tetap Konsisten dalam menghasilkan konten yang baik dan menarik. Media sosial yang memiliki banyak manfaat bagi seniman dan perajin antara lain adalah Facebook, Twitter, Pinterest, Instagram dan TikTok. Saat ini media sosial yang populer digunakan untuk berbisnis secara profesional untuk menampilkan produk adalah Instagram dan Tiktok.

Online Marketplace adalah sarana khusus untuk kegiatan transaksi jual-beli online. situs web yang sering digunakan oleh seniman dan perajin mancanegara untuk menjual kreasinya antara lain Shopee dan Tokopedia Perbedaan sistem marketplace dengan media sosial dalam berwirausaha adalah sistem “keranjang” dan inventarisasi barang yang terstruktur. Sebagian besar pengusaha kerajinan tetap mengupayakan tampilan menarik melalui foto produk yang dapat menampilkan gambaran jelas produk. Saat ini, media sosial Instagram dan Tiktok juga memberikan fasilitas sistem inventarisasi, harga dan keranjang belanjaan sebagai fasilitas tambahan.

Bazaar dan Pasar Seni, art market merupakan kegiatan rutin komunitas independen seni dan kriya. Pemasaran konvensional berupa bazar dan pasar seni juga memiliki peluang besar untuk mengenalkan produk di masyarakat luas. Kelebihan bazar dan pasar seni adalah interaksi langsung antara penjual, pembeli dan pendukung usaha lainnya.

Concept store adalah sebuah toko dengan nilai jual keunikan gaya hidup pemiliknya. Toko dengan gaya seperti ini menjual ragam produk seni dan kerajinan dari desainer atau merek yang berbeda-beda yang dipilih agar sesuai dengan konsep citra dari toko tersebut. Toko-toko seperti ini memberikan ruang dijualnya karya seni dan kerajinan berjumlah terbatas.

 

F. Refleksi Kegiatan Pembelajaran

Laporan Akhir Kegiatan Pembelajaran adalah lembaran yang berisi informasi dan dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan dari awal hingga akhir. dengan mengumpulkan seluruh kegiatan tertulis mulai dari jurnal visual analisis ragam kerajinan Nusantara, pengamatan potensi daerah sekitar, proses pengemasan, pemasaran dan hasil. Oleh karena itu, penting untuk mengarsipkan seluruh hasil kerja yang telah dilakukan. Laporan akhir kegiatan pembelajaran berisi pendahuluan, tujuan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, anggaran kegiatan, hasil kegiatan, evaluasi, dan penutup.

Presentasi relektif adalah kegiatan memaparkan laporan akhir seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, bertujuan meninjau untuk memahami proses penciptaan produk kerajinan dari nol sampai di etalase pasar dan pertokoan. menceritakan permasalahan yang mereka temui saat pengerjaan serta bagaimana memecahkan dan menemukan solusi atas permasalahan tersebut. menyampaikan kelebihan dan kekurangan karya ciptaannya, menceritakan pengalaman positif atau hal baru

Evaluasi Pemahaman Tekstual menggunakan kumpulan soal sebagai kegiatan uji kompetensi tertulis atau memilih beberapa pertanyaan untuk diajukan secara lisan sebagai pertanyaan diskusi atau kuis. tanya jawab langsung maupun tidak langsung .

Posted in   

0 comments:

Posting Komentar